Mendengarkan Musik Bersama Hantu
Waktu itu tepat di bulan idul fitri ketika semua orang di jakarta pulang ke
kampungnya masing-masing. Jalan yang biasanya di padati oleh kendaraan membuat
macet kota jakarta. Kini tidak lagi, tentu saja jalan raya menjadi sangat
lancar. Hanya terdapat beberapa motor dan mobil yang lewat, dan begitu sepi.
Banyak dari temanku yang ikut pulang kampung bersama orang tua mereka, jadi aku
tak bisa menemui mereka. Aku habiskan waktu berdiam diri di kamar sambil
mendengar musik, tapi lama-kelamaan hal itu sangat membosankan.
Setelah berpikir untuk beberapa lama, aku putuskan untuk keluar sekedar
jalan-jalan, sekalian cari udara segar.
“Bu, aku mau keluar sebentar” kataku.
“Ya, jangan lama-lama” sahut ibu.
Kubawa motorku untuk berkeliling, setelah cukup lama berputar aku mampir
ke kedai untuk minum sebentar. Bahkan di tempat ini pun suasananya sepi sekali.
Hanya ada pegawai, aku dan..seorang anak kecil berbaju putih. Dia duduk paling
ujung membelakangiku, aku tak bisa melihat wajahnya.
“itu pasti anaknya pegawai karyawan” pikirku dalam hati.
Setelah menikmati minuman dingin serta menikmati keheningan. Aku sadar ini
sangat menyenangkan, ini memberiku sebuah ketenangan dan aku mulai menyukai
keheningan. Bagaimananpun keheningan bisa membuat pikiran lebih jernih.
“ah, senangnya” gumanku.
Sambil menikmati pemandangan jalan raya yang sepi,pohon-pohon hijau yang
bergoyang-goyang karena terkena angin, aku melihat ke arah di mana anak kecil
itu berada.
“lho, kemana ya?” tanyaku dalam hati.
Dia menghilang dalam sekejap.
Anak itu pergi tanpa kusadari yang akhirnya hanya tinggal aku sendiri di
kedai ini, yang duduk di depan sini.
setelah cukup lama, sekarang aku ingin pergi untuk melanjutkan jalan-jalanku.
Sambil menikmati pemandangan jalan raya tanpa polusi yang bebas asap kendaraan.
Baru kusadari ternyata hanya aku sendiri yang berjalan melalui jalan raya ini.
Aku bisa berlari kencang dengan bebas, berbelok mendadak, menikung maupun putar
arah semauku, saat ini aku merasa jalan ini milik kakek moyangku. Tapi, aku
melihat sosok seorang anak kecil sedang berdiri di pinggir jalan, dan dia masih
membelakangiku.
Aku yakin dia anak yang tadi, dia
tidak bergerak, hanya berdiri membeku. Yang menjadi masalah bukan saja
tingkahnya, tapi mengapa dia ada di sini?, aku sudah cukup jauh dari kedai
tadi, kira-kira 6 km. dan bagaimana caranya dia bisa sampai duluan.
Aku menggunakan motor,
dia jalan kaki??. Aku mulai merasa aneh.
“apa yang dia lakukan di hari yang sudah sore ini?, sendirian pula??” Aku
mulai
berpikiran buruk sambil menghentikan motorku.
Setelah berguman sendiri, lalu berbalik melihat ke arah anak kecil tadi.
“dia menghilang!” teriakku dalam hati.
Ada rasa takut yang menyelimuti diriku. Tapi aku berusaha tenang, dan
berpikir hal yang di sebut hantu itu tidak ada.
“ya, benar, tidak ada” aku mencoba menyakinkan diriku.
Cara itu berhasil saat aku melanjutkan untuk berjalan lagi, semuanya
tampak kembali menyenangkan. Tak perlu lagi merasa takut. Karena hari sudah
hampir larut malam aku ingin kembali ke rumah, saat melewati jalan yang tadi
aku melihat ada sebuah halte yang bagus dan bersih, jarang sekali ada halte bus sebagus ini di jakarta. aku pergi kesana
duduk sebentar untuk beristirahat.
Kulihat jalan raya yang masih sepi, hanya terdengar suara angin yang
menyapu jalanan di sekitar. handphone kukeluarkan dari jaketku, kuambil headset
untuk mendengarkan musik favoritku yang berjudul payphone yang di nyanyikan
oleh maroon 5. Saat asyik mendengarkan musik, mengikuti lirik dan kemudian tenggelam
dalam suasana musik itu. Ini suasana yang bagus, sore hari menjelang malam, tak
ada keramaian,tak ada gangguan pengamen, angin yang bertiup ke tubuh kian
menambah nyaman suasana.
Tak sadar terus mendengarkan musik,
sambil bernyanyi riang, aku melihat ada seorang anak kecil yang duduk di
sebelahku, awalnya dia diam saja. lama-kelamaan dia menghadapkan wajahnya
sambil terseyum. Wajahnya pucat-pasi seperti vampir, seperti orang yang
kekurangan darah.
Aku terus mendengarkan musikku, aku benar-benar menikmatinya alunan
musiknya.
“astaga, mungkinkah dia anak kecil yang tadi?” aku terkejut, aku tersadar.
Kubuka headset sebelah saja, lalu
aku bertanya;
“hi, dik siapa namamu?”
kemudian halte bus tempat aku duduk bergetar perlahan dan semakin keras. Kubuka
headset satunya lagi.
“buk..bukk..bukk..gubrakkk” terdengar bunyinya berasal dari atas atap halte ini!”
“Ada sesuatu yang besar jatuh, apakah itu batang pohon ?” aku merasa
takut.
Kulihat sekeliling halte tempat aku
duduk, tadinya bersih nan rapi, sekarang menjadi halte jelek dan kotor, banyak
coretan sana –sini,lalu kutolehkan mataku terhadap anak kecil tadi.
“namaku Cindy” jawab anak kecil
tersebut sambil terseyum. Tiba-tiba
terdapat darah yang menetes dari atas halte.
Dan dari atas sebelah kiri muncul sosok yang
menakutkan, sepertinya dia ingin mencakarku dengan kukunya yang tajam.
Aku bergegas berdiri dan berjalan menjauh, kulihat di atap halte ini terdapat
banyak sekali mayat manusia, darahnya berlumuran di mana-mana.
“aaarrrggghhh…!” aku berteriak kencang.
Hanphone beserta headsetku jatuh ke bawah. Aku tak bisa jalan, apalagi
lari. Anak kecil tersebut bangun
perlahan dari tempat duduknya dia mengambil hanphone yang jatuh, lalu di
berikannya padaku,yang di lanjutkan menyentuh tanganku. Saat itu aku merasa
lemas dan akhirnya aku jatuh pingsan.
Pagi harinya aku terbangun, ibu sudah berada di sampingku.
“apa yang terjadi?, mengapa kamu tidur di halte tadi malam??”
“untunglah ada anak kecil yang bilangin ibu, kalau kamu tertidur di halte
bus”.
“mana anak kecilnya?” tanyaku penasaran.
“sudah pergi, nih dia kembaliin handphonemu” jawab ibu.
Setelah itu, ibu pergi meninggalkanku di kamar untuk pergi memasak. Ibu juga
melarangku untuk pergi sendiri selama bulan idul fitri ini, setelah kejadian
ini. Apa yang barusan kualami sangat mengerikan, aku berjanji tak akan pergi
sendirian selama masa ini, kecuali benar-benar terpaksa.
Kuambil Handphone beserta headsetnya, musiknya masih menyala, dan masih
lagu payphone -marron 5. Aku mengambil headset yang kemudian kuletakkan di
telinga untuk kudengarkan.
Ada yang aneh, benar ini sangat aneh. Suaranya..adalah suara anak kecil
tersebut, aku yakin ini suaranya.
“mengapa suaranya bisa ada di handphone milikku?”
“tidakkkkk…!!!”
_THE END_
0 komentar:
Posting Komentar