Jumat, 28 Maret 2014

Listen the music with ghost




Mendengarkan Musik Bersama Hantu

 Waktu itu tepat di bulan idul fitri ketika semua orang di jakarta pulang ke kampungnya masing-masing. Jalan yang biasanya di padati oleh kendaraan membuat macet kota jakarta. Kini tidak lagi, tentu saja jalan raya menjadi sangat lancar. Hanya terdapat beberapa motor dan mobil yang lewat, dan begitu sepi. Banyak dari temanku yang ikut pulang kampung bersama orang tua mereka, jadi aku tak bisa menemui mereka. Aku habiskan waktu berdiam diri di kamar sambil mendengar musik, tapi lama-kelamaan hal itu sangat membosankan.
Setelah berpikir untuk beberapa lama, aku putuskan untuk keluar sekedar jalan-jalan, sekalian cari udara segar.

 “Bu, aku mau keluar sebentar”  kataku.
“Ya, jangan lama-lama” sahut ibu.

Kubawa motorku untuk berkeliling, setelah cukup lama berputar aku mampir ke kedai untuk minum sebentar. Bahkan di tempat ini pun suasananya sepi sekali. Hanya ada pegawai, aku dan..seorang anak kecil berbaju putih. Dia duduk paling ujung membelakangiku, aku tak bisa melihat wajahnya.

“itu pasti anaknya pegawai karyawan” pikirku dalam hati.

Setelah menikmati minuman dingin serta menikmati keheningan. Aku sadar ini sangat menyenangkan, ini memberiku sebuah ketenangan dan aku mulai menyukai keheningan. Bagaimananpun keheningan bisa membuat pikiran lebih jernih.

“ah, senangnya” gumanku.

Sambil menikmati pemandangan jalan raya yang sepi,pohon-pohon hijau yang bergoyang-goyang karena terkena angin, aku melihat ke arah di mana anak kecil itu berada.

 “lho, kemana ya?” tanyaku dalam hati.  

 Dia menghilang dalam sekejap.
Anak itu pergi tanpa kusadari yang akhirnya hanya tinggal aku sendiri di kedai ini,  yang duduk di depan sini. setelah cukup lama, sekarang aku ingin pergi untuk melanjutkan jalan-jalanku. Sambil menikmati pemandangan jalan raya tanpa polusi yang bebas asap kendaraan. 

Baru kusadari ternyata hanya aku sendiri yang berjalan melalui jalan raya ini. Aku bisa berlari kencang dengan bebas, berbelok mendadak, menikung maupun putar arah semauku, saat ini aku merasa jalan ini milik kakek moyangku. Tapi, aku melihat sosok seorang anak kecil sedang berdiri di pinggir jalan, dan dia masih membelakangiku.
  
Aku yakin dia anak yang tadi, dia tidak bergerak, hanya berdiri membeku. Yang menjadi masalah bukan saja tingkahnya, tapi mengapa dia ada di sini?, aku sudah cukup jauh dari kedai tadi, kira-kira 6 km. dan bagaimana caranya dia bisa sampai duluan.

 Aku menggunakan motor, dia jalan kaki??. Aku mulai merasa aneh.

“apa yang dia lakukan di hari yang sudah sore ini?, sendirian pula??” Aku mulai 

berpikiran buruk sambil menghentikan motorku.
Setelah berguman sendiri, lalu berbalik melihat ke arah anak kecil tadi.

“dia menghilang!” teriakku dalam hati.

Ada rasa takut yang menyelimuti diriku. Tapi aku berusaha tenang, dan berpikir hal yang di sebut hantu itu tidak ada.

“ya, benar, tidak ada” aku mencoba menyakinkan diriku.

Cara itu berhasil saat aku melanjutkan untuk berjalan lagi, semuanya tampak kembali menyenangkan. Tak perlu lagi merasa takut. Karena hari sudah hampir larut malam aku ingin kembali ke rumah, saat melewati jalan yang tadi aku melihat ada sebuah halte yang bagus dan bersih, jarang sekali ada halte  bus sebagus ini di jakarta. aku pergi kesana duduk sebentar untuk beristirahat.

Kulihat jalan raya yang masih sepi, hanya terdengar suara angin yang menyapu jalanan di sekitar. handphone kukeluarkan dari jaketku, kuambil headset untuk mendengarkan musik favoritku yang berjudul payphone yang di nyanyikan oleh maroon 5. Saat asyik mendengarkan musik, mengikuti lirik dan kemudian tenggelam dalam suasana musik itu. Ini suasana yang bagus, sore hari menjelang malam, tak ada keramaian,tak ada gangguan pengamen, angin yang bertiup ke tubuh kian menambah nyaman suasana.

Tak sadar  terus mendengarkan musik, sambil bernyanyi riang, aku melihat ada seorang anak kecil yang duduk di sebelahku, awalnya dia diam saja. lama-kelamaan dia menghadapkan wajahnya sambil terseyum. Wajahnya pucat-pasi seperti vampir, seperti orang yang kekurangan darah.

Aku terus mendengarkan musikku, aku benar-benar menikmatinya alunan musiknya.

“astaga, mungkinkah dia anak kecil yang tadi?” aku terkejut, aku tersadar.
Kubuka headset  sebelah saja, lalu aku bertanya;

“hi, dik siapa namamu?”

kemudian halte bus tempat aku duduk bergetar perlahan dan semakin keras. Kubuka headset satunya lagi.

“buk..bukk..bukk..gubrakkk” terdengar bunyinya berasal dari atas atap halte ini!”
“Ada sesuatu yang besar jatuh, apakah itu batang pohon ?” aku merasa takut.

Kulihat  sekeliling halte tempat aku duduk, tadinya bersih nan rapi, sekarang menjadi halte jelek dan kotor, banyak coretan sana –sini,lalu kutolehkan mataku terhadap anak kecil tadi.

“namaku  Cindy” jawab anak kecil tersebut sambil terseyum.  Tiba-tiba terdapat darah yang menetes dari atas halte. 

Dan dari  atas sebelah kiri muncul sosok yang menakutkan, sepertinya dia ingin mencakarku dengan kukunya yang tajam.
Aku bergegas berdiri dan berjalan menjauh, kulihat di atap halte ini terdapat banyak sekali mayat manusia, darahnya berlumuran di mana-mana.

“aaarrrggghhh…!” aku berteriak kencang.

Hanphone beserta headsetku jatuh ke bawah. Aku tak bisa jalan, apalagi lari.  Anak kecil tersebut bangun perlahan dari tempat duduknya dia mengambil hanphone yang jatuh, lalu di berikannya padaku,yang di lanjutkan menyentuh tanganku. Saat itu aku merasa lemas dan akhirnya aku jatuh pingsan.

Pagi harinya aku terbangun, ibu sudah berada di sampingku.

“apa yang terjadi?, mengapa kamu tidur di halte tadi malam??”

“untunglah ada anak kecil yang bilangin ibu, kalau kamu tertidur di halte bus”.

“mana anak kecilnya?” tanyaku penasaran.

“sudah pergi, nih dia kembaliin handphonemu” jawab ibu.

Setelah itu, ibu pergi meninggalkanku di kamar untuk pergi memasak. Ibu juga melarangku untuk pergi sendiri selama bulan idul fitri ini, setelah kejadian ini. Apa yang barusan kualami sangat mengerikan, aku berjanji tak akan pergi sendirian selama masa ini, kecuali benar-benar terpaksa.

Kuambil Handphone beserta headsetnya, musiknya masih menyala, dan masih lagu payphone -marron 5. Aku mengambil headset yang kemudian kuletakkan di telinga untuk kudengarkan.
Ada yang aneh, benar ini sangat aneh. Suaranya..adalah suara anak kecil tersebut, aku yakin ini suaranya.

“mengapa suaranya bisa ada di handphone milikku?”

“tidakkkkk…!!!”

_THE END_

0 komentar:

Posting Komentar