Selamat membaca..
PART 1
Namanya Andi adalah seorang siswa menengah ke atas (SMA),
Saat ini sudah kelas 3. Dia memiliki seorang Ibu yang sangat baik yang bekerja
sebagai pedagang makanan di pasar. Dari sinilah kebutuhan keluarga bisa
tercukupi, termasuk biaya pendidikan anaknya. Hubungan Andi dengan ibu
tergolong biasa saja, tetapi sebagai anak Andi tahu apa yang harus dia lakukan.
Jika anak yang lain suka memeluk, memberi hadiah, dan menyapa dengan suara yang
lembut kepada Ibu mereka, sebagai bentuk kasih sayang pada ibu mereka, maka
Andi tidak melakukan hal itu. Dia tidak melakukannya bukan karena tidak
memiliki kasih sayang. Andi memiliki caranya sendiri, dia hanya berpikir, jika
suatu saat ia memiliki sebuah kehidupan yang lebih baik. Maka sang Ibu adalah
orang yang pertama yang akan merasakan kebahagiaan yang sama, bahkan lebih.
Sekarang Andi sudah berusia 18 tahun, itu berarti dia akan
semakin dewasa. Di tambah sebentar lagi akan melanjutkan ke sebuah universitas.
Sang Ibu bekerja sangat keras supaya anaknya bisa tetap masuk ke sebuah
universitas yang cukup baik, itu berarti membutuhkan biaya yang besar.“Kamu
akan tetap akan melanjutkan ke universitas” itulah yang selalu di katakan Ibu
pada Andi.Meskipun kehidupan yang tergolong sulit, Ibu tak pernah menyuruh
anaknya bekerja. Dia ingin Andi bisa hidup seperti anak yang lain, tetap bisa
belajar dan bermain. Semuanya di lakukan demi kehidupan Andi akan lebih baik
darinya. Itulah yang semua orang tua harapkan pada anak mereka.
Terkadang ibu merasa cemas saat anak remaja yang lain mulai
bercerita tentang wanita dan tertarik terhadap lawan jenis, tapi tidak begitu
Andi. Andi tak terlalu ingin membicarakan soal wanita, dia lebih tertarik pada
sebuah kehidupan, tentang sebuah kehidupan yang akan dia jalani di masa depan.Jika
di lihat dari kehidupannya, dia hanyalah remaja biasa saja dengan prestasi yang
biasa pula, sebenarnya tidak ada yang istimewa dengannya, tapi ada sesuatu pada
yang berbeda dari anak ini, saat dia mulai bercerita tentang kesukaannya yaitu
kehidupan yang ingin dia jalani.
Tentu saja teman-teman seumuran Andi tak tertarik pada
kehidupan yang dia ceritakan, mereka lebih suka menjalani kehidupan yang biasa
saja. tentang permainan, tren terbaru dan gadis cantik. Tentu saja ini adalah
hal yang normal bagi kehidupan seorang remaja yang beranjak dewasa.Waktu Ujian
sekolah sudah di mulai, ini adalah ujian akhir yang akan menentukan kelulusan
Andi, tapi yang menjadi masalah adalah dia tidak bisa belajar di rumah,
semenjak rel kereta api di bangun dekat rumahnya. Suara yang di timbulkan
kereta api sangat menganggu dan Andi pikir harus menemukan sebuah tempat yang
nyaman untuk belajar.
Hal ini bisa membuatnya cemas , “bagaimana jika nanti tidak
lulus?”,ucapnya dalam hati. Jadi Andi memiliki rencana untuk tetap bisa belajar
yaitu belajar di sekolahnya, tetap tinggal di kelas saat yang lain sudah
pulang. Bukanlah hal yang mudah untuk bisa mendapatkan izin dari pengurus
sekolah.Saat Andi menemuinya, Andi mengatakan maksudnya tersebut, dan ternyata
pak pengurus sekolah mengizinkannya. Kecemasannya semakin berkurang akan ujian
akhir sekolah. “Kembalikan kunci ini ke rumah saya, pada saat kamu selesai.
Rumah saya ada di samping sekolah ini” ucap pak pengurus.
Andi pun memberitahu
kepada Ibu mengenai hal ini, dan sang ibu mengerti bahwa anaknya pulang malam,
karena belajar di sekolah, sebab itulah dia biarkan anaknya mengambil keputusan
seperti itu.Kunci sekolah sudah di terima oleh Andi dari pengurus sekolah.
Setiap kali bel sekolah berbunyi, semua anak pulang sekolah. Kecuali Andi. Dia
masih tetap tinggal, untuk belajar supaya bisa lulus untuk melanjutkan ke
universitas. Karena cukup lama belajar Andi pun tertidur.
Saat terbangun dia mendengar ada suara di kelas sebelah,
jadi dia langsung ingin melihatnya, di sana ada beberapa murid dan seorang
guru.Dia tidak pernah melihat wajah yang familiar antara guru maupun muridnya. Kemudian
Andi bertanya “mengapa masih ada kelas semalam ini?”, Pria yang berpenampilan
seperti seorang guru menjelaskan bahwa saat terentu murid-murid masih ingin
belajar, dan ini kelompok kelas malam kami, hanya ada pada saat sekolah sudah
bubar.
Andi tak banyak bertanya pada mereka, dia ikut belajar
dengan mereka tanpa ada rasa curiga sedikitpun. Pelajaran yang di ajarkan pun
tidak jauh berbeda, beberapa murid itu cukup baik terhadap Andi, untuk pertama
kali dia merasakan sebuah pertemanan seperti ini, dan menikmati suasana belajar
yang tak pernah dia rasakan saat dia berada di kelas seperti biasanya.
Merasa sudah malam dan ingin pulang duluan, Andi pun
berpamitan dengan mereka semua. Saat keluar dari gedung, Andi merasa agak
sedikit aneh. Dia merasa lebih hangat di luar, daripada di kelas, dia merasa
dingin sekali, juga karena setiap dia pulang sekolah, dia melihat gedung
sekolah, tepatnya di kelas tadi dia berkumpul, harusnya ada lampu yang menyala,
tapi saat di lihat dari luar tak lampu yang menyala sedikitpun selain halaman
sekolah.
Sesuatu yang seperti itu tak akan membuatnya takut, dia
hanya sudah tenggelam dalam kenyamanan proses belajar tersebut.Keesokan
harinya, seperti biasa ia tetap tinggal, saat yang lain pulang, beberapa teman
di ajaknya, tapi mereka menolaknya, ada yang karena alasan akan di marahi orang
tuanya, ada yang karena takut, dan ada yang memang tidak mau. Sengaja Andi
menunda belajarnya, dia hanya duduk menunnggu malam saat kelas sebelah sudah
ada, dan dia selalu saja tertidur saat menunggu saat itu tiba.Saat terbangun,
ada suara sama dan dia merapikan dirinya dulu sebelum dia menuju kelas sebelah.
Tanpa ragu dia masuk, sang murid wanita satu-satunya
menyambut Andi dengan sangat ramah, suara lembut saat menyapanya “halo Andi,
selamat datang dan silakan duduk” kata wanita tersebut.Pak guru ikut menyapa
Andi, dengan senyumannya.Saatnya Pak guru mulai menjelaskan materinya, semua
murid terlihat sangat antusias, setelah di perhatikan.
Murid yang terpandai adalah murid wanita yang menyapa Andi
dari awal. “Materi pelajaran kamu sampai di mana? tanya Pak guru pada Andi.
Setelah Andi memberitahukan materinya, Pak guru membagikan kelompok belajar
menjadi beberapa bagian.Bagian Andi adalah belajar bersama dengan wanita tadi.
“Hi Andi, aku adalah Moriko, mari kita belajar bersama, sambil terseyum melihat
ke arah Andi. Itu memberi kehangatan padanya, sebelumnya Andi tak pernah ada
wanita yang bersikap itu padanya, bahkan beberapa tahun lama bersekolah.
“bagaiman kamu tahu namaku, Moriko?, selama ini saya hanya
ikut belajar saja bersama kalian, tanpa memperkenalkan diri” kata Andi sambil
berbisik.Hmm…hanya tahu saja jawab Moriko, jawabnya dengan pura-pura
mengacuhkan. Melihat hal seperni ini Andi merasa sangat terbantu oleh wanita
yang baru di kenalnya ini. Moriko menjelaskan dengan sabar, saat Andi tidak
mengerti soal materi pelajaran yang sedang di bahas. Sampai Andi menjadi cukup
percaya diri, saat belajar bersamanya.
“Moriko aku harus pulang dulu, terima kasih sudah
mengajarkanku”. kata Andi, juga melihat ke arah pak guru dan teman yang lainnya
untuk pamit. Saat keluar dari sekolah Andi merasa kedinginginan, tapi lebih dingin
di kelas daripada di kelas.Di dalam kamarnya Andi terbaring pada kasurnya yang
sederhana. Dia membayangkan Moriko, wanita yang ramah dan pintar itu. dia
membayangkan semyumannya, dan cara dia berbicara. Sepertinya kehadiran Moriko
sudah memberi warna dalam hidupnya. Dan akan mengubah caranya terhadap wanita.
Saat mau berangkat ke sekolah, Andi pun memakai jaket,
biasanya dia tidak akan memakainya, untuk kali ini dia akan memakai untuk
mengurangi kedinginan di malam hari nanti. “Harusnya dari kemaren kamu pakai
jaket itu”. kata sang Ibu yang melihat anaknya memakai jaket yang sudah dia belikan
sudah lalm tak terpakai.“Baik bu, aku berangkat dulu !” kata Andi yang
berangkat ke sekolah, ‘iya, kamu jalannya hati-hati” jawab sang ibu yang
sedikit heran, tak pernah melihat anaknya bersemangat seperti itu.
Di dalam kelas Andi mencoba memahami pelajaran, dan coba
tebak?, apa yang di ajarkan waktu itu Moriko ada hubungannya dengan pelajaran
yang dia terima sekarang dan Andi merasa bersemangat untuk mendengarkan semua
materi yang di berikan oleh guru.Tibalah saatnya untuk pulang sekolah, semua
murid nampak bersiap untuk bisa pulang ke rumah, sedangkan Andi tidak. Dia
menunggu ingin bertemu dengan wanita itu, Moriko namanya.
Sekarang Andi menunggu persis di kelas di mana tempat
berkumpulnya kelas malam itu. “bangun Andi, bangun!” suara Moriko yang
membangunkan Andi.“Aku sebenarnya berusaha untuk tidak tidur, tapi sepertinya
aku gagal” sahut Andi yang masih dalam keadaan mengantuk.“Tidak apa Andi, kita
bisa mulai saat kamu siap kok”, kata
Moriko yang tertawa kecil melihat Andi yang dalam kondisi belum sadar sepenuhnya.
Pelajaran pun di mulai, seperti biasa. Ada pembagian
kelompok dan Moriko memilih berkelompok dengan Andi. Sebenarnya dia ingin
berbicara yang lain padanya selain pelajaran, tapi masih malu untuk
mengatakannya.Seorang murid nampak kesal, dan berteriak pada Andi secara
tiba-tiba. Dia terlihat tidak menyukainya, dan seluruh murid, bahkan Pak guru
terkejut melihatnya.
Dan seketika kelas pun menjadi tidak nyaman lagi, murid
laki-laki tersebut ingin menyerang Andi,
dia menunjukan keseramannya dengan matanya yang mengeluarkan darah, dan
wajahnya tidak seperti manusia lagi. Dan dia bersiap untuk menyerang Andi.
Tapi yang lain menghentikannya, termasuk Pak guru. Moriko
lalu menarik Andi keluar dari kelas, saat keadaan yang aman Moriko bercerita
mengenai apa yang sebenarnya terjadi. “kami ini adalah hantu Andi”, apakah kamu
takut?. “Tidak, tidak terlalu takut”.Andi dalam keadaan takut, bercampur
bingung sekarang, dia tidak takut pada Moriko, Pak guru ataupun yang lain, dia
hanya takut pada salah satu hantu yang tadi ingin menyerangnya.
Dari kejauhan terlihat Pak guru menghampiri, “kamu pasti
tahu tentang semua ini Andi, setelah Moriko menceritakan padamu. Apa kamu
merasa takut?“Tidak begitu, tapi saya suka berteman dengan kalian?” jawab Andi.
“Sesunggguhnya kamu sudah tahu kami adalah hantu, benar kan?. Ini mungkin
adalah yang pertama ada manusia yang tidak takut pada kami, tapi berbeda. Kamu
mau menerima kami, begitu juga kami. Sesuatu yang meyenangkan. Tapi sepertinya
dunia kita sudah jauh berbeda Andi, Selain kejadian tadi yang membuat kamu
tidak boleh lagi bertemu dengan kami, ada satu alasan juga. yaitu dunia yang
berbeda antara yang hidup dan yang mati”.
Pak guru pun pergi dan menghilang di hadapan Andi, Moriko
memberikan sebuah kalung untuk Andi dan kemudian dia juga ikut menghilang.Sejak
saat itu Andi tak pernah pulang malam lagi, dia pun belajar di rumah. sang Ibu
bertanya “ hari ini tidak belajar di sekolah ya?” tidak bu, aku belajar di sini
saja”jawab Andi. Ibu sebenarnya merasa
heran pada anakanya, apa benar dia bisa tetap bisa belajar, karena suara kereta
api yang bising akan mengganggu setiap jamnya.
Andi hanya terus belajar tentang materi yang dia peroleh
dari kelas malam, dari Pak guru dan Moriko. dia merasa sedih, saat mengingat
semua itu sudah berakhirPada akhirnya Andi berhasil lulus dengan nilai yang
cukup bagus. Sang ibu sangat senang saat tahu anaknya lulus dengan baik,
sedangkan bagi Andi itu hal biasa.Suatu hari saat sekolah sudah mau di
liburkan, Andi menghampiri sekolah dan melihat dari kejauhan. Dia tak berani
untuk masuk ke dalam. “Kamu ini memang anak yang aneh, suka bergaul dengan
mereka” kata Pak pengurus sekolah yang muncul dari belakang.
Bersambung ke part 2..jika ada komentar untuk melanjutkan.
thank for reading..
thank for reading..
0 komentar:
Posting Komentar