Jumat, 14 Maret 2014

Belajar Bersama Hantu Part 1

Cerita tentang seorang yang bernama Andi, di cerita ini akan saya bagi menjadi 3 bagian dari part1 sampai part 3.  cerita ini pernah saya buat di kaskus, dan kini saya tampilkan di blogger ini.
Selamat membaca..

PART 1




Namanya Andi adalah seorang siswa menengah ke atas (SMA), Saat ini sudah kelas 3. Dia memiliki seorang Ibu yang sangat baik yang bekerja sebagai pedagang makanan di pasar. Dari sinilah kebutuhan keluarga bisa tercukupi, termasuk biaya pendidikan anaknya. Hubungan Andi dengan ibu tergolong biasa saja, tetapi sebagai anak Andi tahu apa yang harus dia lakukan. Jika anak yang lain suka memeluk, memberi hadiah, dan menyapa dengan suara yang lembut kepada Ibu mereka, sebagai bentuk kasih sayang pada ibu mereka, maka Andi tidak melakukan hal itu. Dia tidak melakukannya bukan karena tidak memiliki kasih sayang. Andi memiliki caranya sendiri, dia hanya berpikir, jika suatu saat ia memiliki sebuah kehidupan yang lebih baik. Maka sang Ibu adalah orang yang pertama yang akan merasakan kebahagiaan yang sama, bahkan lebih.
Sekarang Andi sudah berusia 18 tahun, itu berarti dia akan semakin dewasa. Di tambah sebentar lagi akan melanjutkan ke sebuah universitas. Sang Ibu bekerja sangat keras supaya anaknya bisa tetap masuk ke sebuah universitas yang cukup baik, itu berarti membutuhkan biaya yang besar.“Kamu akan tetap akan melanjutkan ke universitas” itulah yang selalu di katakan Ibu pada Andi.Meskipun kehidupan yang tergolong sulit, Ibu tak pernah menyuruh anaknya bekerja. Dia ingin Andi bisa hidup seperti anak yang lain, tetap bisa belajar dan bermain. Semuanya di lakukan demi kehidupan Andi akan lebih baik darinya. Itulah yang semua orang tua harapkan pada anak mereka.
Terkadang ibu merasa cemas saat anak remaja yang lain mulai bercerita tentang wanita dan tertarik terhadap lawan jenis, tapi tidak begitu Andi. Andi tak terlalu ingin membicarakan soal wanita, dia lebih tertarik pada sebuah kehidupan, tentang sebuah kehidupan yang akan dia jalani di masa depan.Jika di lihat dari kehidupannya, dia hanyalah remaja biasa saja dengan prestasi yang biasa pula, sebenarnya tidak ada yang istimewa dengannya, tapi ada sesuatu pada yang berbeda dari anak ini, saat dia mulai bercerita tentang kesukaannya yaitu kehidupan yang ingin dia jalani.
Tentu saja teman-teman seumuran Andi tak tertarik pada kehidupan yang dia ceritakan, mereka lebih suka menjalani kehidupan yang biasa saja. tentang permainan, tren terbaru dan gadis cantik. Tentu saja ini adalah hal yang normal bagi kehidupan seorang remaja yang beranjak dewasa.Waktu Ujian sekolah sudah di mulai, ini adalah ujian akhir yang akan menentukan kelulusan Andi, tapi yang menjadi masalah adalah dia tidak bisa belajar di rumah, semenjak rel kereta api di bangun dekat rumahnya. Suara yang di timbulkan kereta api sangat menganggu dan Andi pikir harus menemukan sebuah tempat yang nyaman untuk belajar.

Hal ini bisa membuatnya cemas , “bagaimana jika nanti tidak lulus?”,ucapnya dalam hati. Jadi Andi memiliki rencana untuk tetap bisa belajar yaitu belajar di sekolahnya, tetap tinggal di kelas saat yang lain sudah pulang. Bukanlah hal yang mudah untuk bisa mendapatkan izin dari pengurus sekolah.Saat Andi menemuinya, Andi mengatakan maksudnya tersebut, dan ternyata pak pengurus sekolah mengizinkannya. Kecemasannya semakin berkurang akan ujian akhir sekolah. “Kembalikan kunci ini ke rumah saya, pada saat kamu selesai. Rumah saya ada di samping sekolah ini” ucap pak pengurus.
 Andi pun memberitahu kepada Ibu mengenai hal ini, dan sang ibu mengerti bahwa anaknya pulang malam, karena belajar di sekolah, sebab itulah dia biarkan anaknya mengambil keputusan seperti itu.Kunci sekolah sudah di terima oleh Andi dari pengurus sekolah. Setiap kali bel sekolah berbunyi, semua anak pulang sekolah. Kecuali Andi. Dia masih tetap tinggal, untuk belajar supaya bisa lulus untuk melanjutkan ke universitas. Karena cukup lama belajar Andi pun tertidur.
Saat terbangun dia mendengar ada suara di kelas sebelah, jadi dia langsung ingin melihatnya, di sana ada beberapa murid dan seorang guru.Dia tidak pernah melihat wajah yang familiar antara guru maupun muridnya. Kemudian Andi bertanya “mengapa masih ada kelas semalam ini?”, Pria yang berpenampilan seperti seorang guru menjelaskan bahwa saat terentu murid-murid masih ingin belajar, dan ini kelompok kelas malam kami, hanya ada pada saat sekolah sudah bubar.
Andi tak banyak bertanya pada mereka, dia ikut belajar dengan mereka tanpa ada rasa curiga sedikitpun. Pelajaran yang di ajarkan pun tidak jauh berbeda, beberapa murid itu cukup baik terhadap Andi, untuk pertama kali dia merasakan sebuah pertemanan seperti ini, dan menikmati suasana belajar yang tak pernah dia rasakan saat dia berada di kelas seperti biasanya.
Merasa sudah malam dan ingin pulang duluan, Andi pun berpamitan dengan mereka semua. Saat keluar dari gedung, Andi merasa agak sedikit aneh. Dia merasa lebih hangat di luar, daripada di kelas, dia merasa dingin sekali, juga karena setiap dia pulang sekolah, dia melihat gedung sekolah, tepatnya di kelas tadi dia berkumpul, harusnya ada lampu yang menyala, tapi saat di lihat dari luar tak lampu yang menyala sedikitpun selain halaman sekolah.

Sesuatu yang seperti itu tak akan membuatnya takut, dia hanya sudah tenggelam dalam kenyamanan proses belajar tersebut.Keesokan harinya, seperti biasa ia tetap tinggal, saat yang lain pulang, beberapa teman di ajaknya, tapi mereka menolaknya, ada yang karena alasan akan di marahi orang tuanya, ada yang karena takut, dan ada yang memang tidak mau. Sengaja Andi menunda belajarnya, dia hanya duduk menunnggu malam saat kelas sebelah sudah ada, dan dia selalu saja tertidur saat menunggu saat itu tiba.Saat terbangun, ada suara sama dan dia merapikan dirinya dulu sebelum dia menuju kelas sebelah.

Tanpa ragu dia masuk, sang murid wanita satu-satunya menyambut Andi dengan sangat ramah, suara lembut saat menyapanya “halo Andi, selamat datang dan silakan duduk” kata wanita tersebut.Pak guru ikut menyapa Andi, dengan senyumannya.Saatnya Pak guru mulai menjelaskan materinya, semua murid terlihat sangat antusias, setelah di perhatikan.
Murid yang terpandai adalah murid wanita yang menyapa Andi dari awal. “Materi pelajaran kamu sampai di mana? tanya Pak guru pada Andi. Setelah Andi memberitahukan materinya, Pak guru membagikan kelompok belajar menjadi beberapa bagian.Bagian Andi adalah belajar bersama dengan wanita tadi. “Hi Andi, aku adalah Moriko, mari kita belajar bersama, sambil terseyum melihat ke arah Andi. Itu memberi kehangatan padanya, sebelumnya Andi tak pernah ada wanita yang bersikap itu padanya, bahkan beberapa tahun lama bersekolah.
“bagaiman kamu tahu namaku, Moriko?, selama ini saya hanya ikut belajar saja bersama kalian, tanpa memperkenalkan diri” kata Andi sambil berbisik.Hmm…hanya tahu saja jawab Moriko, jawabnya dengan pura-pura mengacuhkan. Melihat hal seperni ini Andi merasa sangat terbantu oleh wanita yang baru di kenalnya ini. Moriko menjelaskan dengan sabar, saat Andi tidak mengerti soal materi pelajaran yang sedang di bahas. Sampai Andi menjadi cukup percaya diri, saat belajar bersamanya.
“Moriko aku harus pulang dulu, terima kasih sudah mengajarkanku”. kata Andi, juga melihat ke arah pak guru dan teman yang lainnya untuk pamit. Saat keluar dari sekolah Andi merasa kedinginginan, tapi lebih dingin di kelas daripada di kelas.Di dalam kamarnya Andi terbaring pada kasurnya yang sederhana. Dia membayangkan Moriko, wanita yang ramah dan pintar itu. dia membayangkan semyumannya, dan cara dia berbicara. Sepertinya kehadiran Moriko sudah memberi warna dalam hidupnya. Dan akan mengubah caranya terhadap wanita.

Saat mau berangkat ke sekolah, Andi pun memakai jaket, biasanya dia tidak akan memakainya, untuk kali ini dia akan memakai untuk mengurangi kedinginan di malam hari nanti. “Harusnya dari kemaren kamu pakai jaket itu”. kata sang Ibu yang melihat anaknya memakai jaket yang sudah dia belikan sudah lalm tak terpakai.“Baik bu, aku berangkat dulu !” kata Andi yang berangkat ke sekolah, ‘iya, kamu jalannya hati-hati” jawab sang ibu yang sedikit heran, tak pernah melihat anaknya bersemangat seperti itu.
Di dalam kelas Andi mencoba memahami pelajaran, dan coba tebak?, apa yang di ajarkan waktu itu Moriko ada hubungannya dengan pelajaran yang dia terima sekarang dan Andi merasa bersemangat untuk mendengarkan semua materi yang di berikan oleh guru.Tibalah saatnya untuk pulang sekolah, semua murid nampak bersiap untuk bisa pulang ke rumah, sedangkan Andi tidak. Dia menunggu ingin bertemu dengan wanita itu, Moriko namanya.


Sekarang Andi menunggu persis di kelas di mana tempat berkumpulnya kelas malam itu. “bangun Andi, bangun!” suara Moriko yang membangunkan Andi.“Aku sebenarnya berusaha untuk tidak tidur, tapi sepertinya aku gagal” sahut Andi yang masih dalam keadaan mengantuk.“Tidak apa Andi, kita bisa mulai saat kamu siap kok”,  kata Moriko yang tertawa kecil melihat Andi yang dalam kondisi belum sadar sepenuhnya.
Pelajaran pun di mulai, seperti biasa. Ada pembagian kelompok dan Moriko memilih berkelompok dengan Andi. Sebenarnya dia ingin berbicara yang lain padanya selain pelajaran, tapi masih malu untuk mengatakannya.Seorang murid nampak kesal, dan berteriak pada Andi secara tiba-tiba. Dia terlihat tidak menyukainya, dan seluruh murid, bahkan Pak guru terkejut melihatnya.

Dan seketika kelas pun menjadi tidak nyaman lagi, murid laki-laki  tersebut ingin menyerang Andi, dia menunjukan keseramannya dengan matanya yang mengeluarkan darah, dan wajahnya tidak seperti manusia lagi. Dan dia bersiap untuk menyerang Andi.

Tapi yang lain menghentikannya, termasuk Pak guru. Moriko lalu menarik Andi keluar dari kelas, saat keadaan yang aman Moriko bercerita mengenai apa yang sebenarnya terjadi. “kami ini adalah hantu Andi”, apakah kamu takut?. “Tidak, tidak terlalu takut”.Andi dalam keadaan takut, bercampur bingung sekarang, dia tidak takut pada Moriko, Pak guru ataupun yang lain, dia hanya takut pada salah satu hantu yang tadi ingin menyerangnya.

Dari kejauhan terlihat Pak guru menghampiri, “kamu pasti tahu tentang semua ini Andi, setelah Moriko menceritakan padamu. Apa kamu merasa takut?“Tidak begitu, tapi saya suka berteman dengan kalian?” jawab Andi. “Sesunggguhnya kamu sudah tahu kami adalah hantu, benar kan?. Ini mungkin adalah yang pertama ada manusia yang tidak takut pada kami, tapi berbeda. Kamu mau menerima kami, begitu juga kami. Sesuatu yang meyenangkan. Tapi sepertinya dunia kita sudah jauh berbeda Andi, Selain kejadian tadi yang membuat kamu tidak boleh lagi bertemu dengan kami, ada satu alasan juga. yaitu dunia yang berbeda antara yang hidup dan yang mati”.

Pak guru pun pergi dan menghilang di hadapan Andi, Moriko memberikan sebuah kalung untuk Andi dan kemudian dia juga ikut menghilang.Sejak saat itu Andi tak pernah pulang malam lagi, dia pun belajar di rumah. sang Ibu bertanya “ hari ini tidak belajar di sekolah ya?” tidak bu, aku belajar di sini saja”jawab Andi. Ibu  sebenarnya merasa heran pada anakanya, apa benar dia bisa tetap bisa belajar, karena suara kereta api yang bising akan mengganggu setiap jamnya.

Andi hanya terus belajar tentang materi yang dia peroleh dari kelas malam, dari Pak guru dan Moriko. dia merasa sedih, saat mengingat semua itu sudah berakhirPada akhirnya Andi berhasil lulus dengan nilai yang cukup bagus. Sang ibu sangat senang saat tahu anaknya lulus dengan baik, sedangkan bagi Andi itu hal biasa.Suatu hari saat sekolah sudah mau di liburkan, Andi menghampiri sekolah dan melihat dari kejauhan. Dia tak berani untuk masuk ke dalam. “Kamu ini memang anak yang aneh, suka bergaul dengan mereka” kata Pak pengurus sekolah yang muncul dari belakang.

Bersambung ke part 2..jika ada komentar untuk melanjutkan.
thank for reading..

0 komentar:

Posting Komentar