tanpa basi, silakan membaca..
“Andi…Andi…sudah bangun?, apa kau tidak ke kuliah
hari ini?”, panggil ibu dari luar kamar.
“sudah Bu…! Terimakasih sudah membangunkan”.
Sekarang Andi sudah tidak tinggal dekat rel kereta api lagi, dia sudah memliki
rumah
kontrakan yang di sewanya. Ini membuat hidupnya
mengalami perubahan.
“Bu aku berangkat ya..!, terima kasih sarapannya”.
Teriak Andi. Dia juga sudah memiliki motor pribadi, ini semua karena Andi sudah
bekerja sambil kuliah. Masih sering terlintas penglamannya di SMA yang dulu,
terkadang dia memang sengaja lewat situ hanya sekedar untuk melihat saja.
Di kampus, Andi juga memiliki teman. Hanya saja dia
belum menemukan teman yang dulu dia pernah miliki, meskipun begitu, Tedy teman
barunya adalah teman yang paling dekat dengannya. Andi pernah membicarakan
pengalamannya yang dulu pada Tedy, tapi seperti kebanyakan orang, dia belum
percaya.
Suatu hari banyak mahasiswa maupun
mahasiswi yang melihat kejadian aneh di kampus, mereka bilang ada hantu di
lantai atas gedung ini. Kelas itu memang tidak terpakai lagi. Itu hanya rumor,
belum jelas kebenaran. Hal ini membuat beberapa orang ketakutan sehingga pulang
lebih awal,
“aku akan mencari tahu” kata Andi pada
Tedy. “Kau gila kah?” Tanya Tedy. Andi melihat ke sekitarnya, “bantu aku tetap
di sini sampai malam hari, aku mau melihatnya sendiri” kata Andi. “Kamu ini
memang gila juga tak bisa di percaya!” Sahut Tedy.
Setelah itu mereka pun menyusun rencana
supaya Andi bisa tetap tinggal di kampus lebih lama sampai malam hari, Tedy
memberitahukan penjaga kampus, awalnya dia menolak. Tapi..akhirnya dia
memberikan izin, tentu saja dengan beberapa imbalan. “Tapi jangan terlalu malam
ya…nanti kalau ketahuan, bisa di pecat tahu,” kata pak penjaga kampus.
Jadi tibalah saatnya, hari pun sudah
mulai malam. “Aku akan menunggumu di luar saja, jika kamu ada perlu berikan
tanda. Jadi aku bisa mencari bantuan” kata Tedy sambil berlalu. Sementara Andi
tetap tinggal, ini memang membuatnya sedikit takut, setelah lama tidak bertemu
dengan hal yang seperti ini.
Kampus sudah menjadi sepi seketika, Andi
mulai berjalan menuju tempat yang menjadi rumor tersebut. Saat tiba di tempat,
ternyata tidak ada yang tampak, Andi melihat di sekitarnya, menunggu untuk
beberapa saat. “Hmm…ternyata tidak ada” sambil bergumam lalu hendak pergi.
Terdengar suara “kamu sudah dewasa sekarang?”.
Langkah pun terhenti sambil
membalikan badanya. Dia melihat seorang pria paruh baya, orang yang pernah
menasehatinya dulu waktu di SMA.
Setelah sekian lama sudah tak bertemu.
“pak guru kan?” Tanya Andi. Pria itu terseyum, menghilang dan muncul di
hadapannya. “Akhirnya kita bertemu lagi yah, mungkin kita memang berjodoh ya
Andi”. Kata pak guru adalah hantu waktu di SMA dulu.
Banyak
hal yang di bicarakan antara pak guru dan Andi. Ternyata Pak guru dan yang lain
memutuskan untuk berpisah satu-sama lainnya, semua ini di karenakan salah satu
murid yang pernah kesal dengan Andi pergi dengan amarah yang tidak
menyenangkan, dan kami pun memutuskan untuk berpisah, mencari tempat yang baru untuk
di tempati, hanya saja tidak bisa kembali lagi ke tempat yang semula, begitulah
peraturannya yang di jelaskan oleh Pak guru.
Semuanya sudah pergi, kecuali satu orang
yang memutuskan untuk bertahan. “Siapa itu pak?” Tanya Andi. Pak guru kemudian
berkata “aku rasa kamu bisa pergi mencarinya, dia masih mengingat kamu lebih
daripada yang lain. Dia adalah Moriko.” Pak guru kemudian menghilang dan muncul
di depan pintu, memberi tanda pada Andi, bahwa percakapan mereka telah selesai.
Andi berjalan ke depan sambil bertanya, “tapi
pak, anda pernah bilang supaya supaya aku jangan melakukan hal ini bukan?”. Pak
guru mendekat dan bilang “ memang benar, yang penting kamu bisa mengendalikan
dirimu, kamu bebas melakukan apapun”.
Setelah itu Andi pun pergi, pak guru
megatakan bahwa Andi boleh mengunjungi jika memang ada waktu luang. Andi
menghampiri Tedy yang sudah menunggunya. Kemudian menemui penjaga kampus agar
pintunya bisa di tutup kembali. Dan Tedy banyak bertanya tentang apa saja yang
terjadi selama dia berada di dalam, dan Andi menjelaskan padanya, Tedy pun
masih meragukannya.
Di tempat
kerja Andi memiliki seorang teman wanita yang menyukainya, hanya saja Andi
tidak pernah mencoba memahami hal itu. saat pulang ke rumah, sendirian di
kamar. Andi mengambil sebuah kalung yang pernah dia terima dari Moriko. dia
membayangkannya, dia terseyum saat menngingatnya dan dengan motornya dia pun
pergi menuju SMAnya dulu.
Sebelum itu, dia mengunjungi pegurus sekolah untuk
mendapatkan izin masuk ke sekolah tersebut pada malam hari.
Rumahnya tidak jauh
dari sekolah. setelah bertemu dengannya, “masihkah anda ingat saya pak?” sambil
memberikan makanan untuk di berikan padanya. “Tentu nak, Kamu mau mengunjungi
mereka lagi?.
Setelah terjadi percakapan, pak pengurus memberikan
kunci tersebut pada Andi. Sampai di sekolah dia langsung saja masuk, dia masih
membayangkan wajah yang dulu pernah dia lihat malam itu. saat sudah di dalam ruangan,
Andi melihat sebuah kelas yang kosong, masih sama seperti yang dulu. dia duduk
sambil menunggu, belum ada tanda-tanda yang muncul sampai suatu ketika ada
orang yang muncul dari langit-langit dalam kelas dengan posisi badanya
terbalik.
Andi
terkejut, tapi menjadi tenang setelah tahu bahwa itu adalah Moriko. “halo Andi
apa kabar?” sapa Moriko. “ba..ba..baik, kamu mengejutkan aku!” Kata Andi. “haha..maaf
ya Andi, aku hanya ingin memberikan kejutan”. Saat bertemu Keduanya merasa
sangat cocok, sehingga berbicara panjang lebar.
karena waktu
sudah malam, Andi pun kembali ke rumah. Dia merasakan sesuatu dari pertemuan
itu. pada malam hari sebelum tidur, dia membayangkan wajah yang barusan dia
temui, dan dia merasa bahagia.
Hari-hari terus berlalu, Andy sudah jarang bertemu
dengan Tedy. Karena dia menunggu malam hanya untuk bertemu dengan Moriko saja.
Tadinya Andi hanya mengunjunginya seminggu sekali, tapi sekarang malah hampir
setiap hari, dan dia menikmati pertemuan itu.
Suatu hari Andi bilang pada Moriko dia punya tugas
kuliah yang membuatnya sulit untuk di kerjakan, tapi ternyata Moriko bisa
mengerti, dia membantu Andi mengerjakan tugasnya. Hal ini telah membuat Andi
bertambah suka pada Moriko.
“Dia hantu yang pintar.” kata Andi pada Tedy, di
kampus ketika mereka bertemu di kampusnya. “Aku rasa kamu menyukainya?” Tanya
Tedy. Lalu Andi berbalik dan bilang “baiklah aku harus pulang lebih cepat hari
ini”. Tedy keheranan melihatnya, “kamu datang hanya ingin menceritakan tentang hantu
itu. dasar gila!”. Andi pergi dengan motornya sambil terseyum.
Andi menunggu dari sore hingga malam untuk bertemu
dengan Moriko di sekolah lamanya. Anehnya tidak ada tanda-tanda kedatangannya,
menunggu sebentar, tapi tak datang juga, Andi memutus menunggu sebentar lagi.
Hal ini membuatnya sedih, cemas dan takut. “ke mana
Moriko?” adalah pertayaan terbesarnya. Pada akhirnya dia memutuskan untuk
pulang dan berbaring pada kasurnya, tidak untuk tidur, tapi memikirkan Moriko.
Keesokan Harinya, Andi tidak pergi ke kampus atau
pun bekerja. Dia hanya diam di rumah saja. Sang ibu berpikir anaknya sedang
sakit. Pada malam hari Tedy mengunjungi Andi, dia tak pernah melihatnya seperti
itu. pada akhirnya Andi menceritakan semuanya pada Tedy. “Saya tidak menyangka kamu
bisa melakukan hal ini, sampai tidak kuliah dan kerja. Kamu ini mencintai
seseorang yang sudah mati, tahu?”
Andi yang pun tiba-tiba sadar, berkata “mari kita ke
kampus sekarang juga juga”, Tedy terkejut, tapi Andi menngajak Tedy ikut
bersamanya. Mereka pun sampai di kampusnya, kemudian meminta kunci pada penjaga
kampus dan menggunakan cara lama supaya dia mengizinkan mereka masuk. “Aku akan
ikut masuk dengan, sekarang!” kata Tedy. Andi merasa sedikit keheranan sambil
berkata “ kamu yakin?, kamu tidak takut?”.
Tedy pun menjawab “aku lebih takut
melihat sahabatku kehilangan masa depan”.
Dan Andi menemui salah satu hantu yang di kampusnya,
iya benar dia adalah pak guru. Ketika membuka pintu itu, mereka melihat lelaki
paruh baya itu, termasuk Tedy. “Aku memutuskan menunggu di luar kelas ini ok?”.
Kata Tedy kelihatan agak ketakutan.
Andi pun masuk ke dalam kelas menemui pak guru, “aku
tahu mengapa kamu ke sini Andi, kamu pasti mau menanyakan tentang Moriko
bukan?” Andi menganggukan kepalanya. Saya tahu karena kemarin adalah waktunya
dia harus terlahir kembali, Andi yang hendak ingin berbicara, namun pak guru
langsung memotongnya dengan berkata “ alasan dia tidak memberitahukanmu, bukan
karena dia tidak ingin kamu mengetahuinya, tapi ini sebuah aturan kami di dunia
yang lain. Dan aku juga tidak bisa memberitahukannya padamu.
Pak guru menepuk bahu Andi, “saya tahu perasaan
kamu, saat kamu mulai menaruh harapan padanya, dan mulai melakukan hal yang
gila karena terus menemuinya, itu karena kamu menyukainya’’.
Andi yang menjadi murung pun berkata, “pak bisakah
anda memberitahukan saya, bagaimana caranya supaya saya bisa menemuinya lagi?”.
Pak guru yang tidak tega pun berkata “dia itu akan lahir kembali, anak itu
bernama Chery. Dan itu adalah adik dari temanmu yang sedang menunggu di luar,
Moriko tahu kamu akan kesulitan mencarinya. Maka dia mencari yang terdekat dari
semua temanmu.
Andi pun memeluk pak guru, rasanya seperti memeluk
sebuah balok es, sangat dingin, mungkin pak guru adalah hantu. dan berkata
“terima kasih pak, anda telah banyak membantu saya, ini sangat penting bagi
saya. Apa yang bisa saya lakukan untuk anda?”.
Pak guru terseyum sambil berlalu, “baiklah kamu jangan
ceritakan hal ini pada siapapun juga, termasuk pada temanmu itu”. lalu Andi pun
pergi dari kampus itu. Tedy melihatnya sahabatnya itu kelihatan senang, seperti
habis dapat pencerahan. Sambil bertanya “apa yang terjadi di dalam sana?”.
Andi pun tersenyum bahagia ( setelah tahu bahwa
adiknya yang baru lahir Tedy adalah Moriko), dan berkata “tidak ada apapun,
O..iya apakah kamu baru saja memiliki seorang adik ya?, kok bisa ibumu masih
bisa melahirkan?”. Tedy melihat Andipun berkata, “iya dong ibuku itu, dulu
nikahnya masih muda, jadi masih bisa produksi, adikku itu perempuan lho,
oh..iya darimana kamu tahu?”. Makin kebingunan dah si Tedy.
nanti akan ada lanjutan ke part 3 (final)
0 komentar:
Posting Komentar