Jumat, 28 Maret 2014

Listen the music with ghost




Mendengarkan Musik Bersama Hantu

 Waktu itu tepat di bulan idul fitri ketika semua orang di jakarta pulang ke kampungnya masing-masing. Jalan yang biasanya di padati oleh kendaraan membuat macet kota jakarta. Kini tidak lagi, tentu saja jalan raya menjadi sangat lancar. Hanya terdapat beberapa motor dan mobil yang lewat, dan begitu sepi. Banyak dari temanku yang ikut pulang kampung bersama orang tua mereka, jadi aku tak bisa menemui mereka. Aku habiskan waktu berdiam diri di kamar sambil mendengar musik, tapi lama-kelamaan hal itu sangat membosankan.
Setelah berpikir untuk beberapa lama, aku putuskan untuk keluar sekedar jalan-jalan, sekalian cari udara segar.

 “Bu, aku mau keluar sebentar”  kataku.
“Ya, jangan lama-lama” sahut ibu.

Kubawa motorku untuk berkeliling, setelah cukup lama berputar aku mampir ke kedai untuk minum sebentar. Bahkan di tempat ini pun suasananya sepi sekali. Hanya ada pegawai, aku dan..seorang anak kecil berbaju putih. Dia duduk paling ujung membelakangiku, aku tak bisa melihat wajahnya.

“itu pasti anaknya pegawai karyawan” pikirku dalam hati.

Setelah menikmati minuman dingin serta menikmati keheningan. Aku sadar ini sangat menyenangkan, ini memberiku sebuah ketenangan dan aku mulai menyukai keheningan. Bagaimananpun keheningan bisa membuat pikiran lebih jernih.

“ah, senangnya” gumanku.

Sambil menikmati pemandangan jalan raya yang sepi,pohon-pohon hijau yang bergoyang-goyang karena terkena angin, aku melihat ke arah di mana anak kecil itu berada.

 “lho, kemana ya?” tanyaku dalam hati.  

 Dia menghilang dalam sekejap.
Anak itu pergi tanpa kusadari yang akhirnya hanya tinggal aku sendiri di kedai ini,  yang duduk di depan sini. setelah cukup lama, sekarang aku ingin pergi untuk melanjutkan jalan-jalanku. Sambil menikmati pemandangan jalan raya tanpa polusi yang bebas asap kendaraan. 

Baru kusadari ternyata hanya aku sendiri yang berjalan melalui jalan raya ini. Aku bisa berlari kencang dengan bebas, berbelok mendadak, menikung maupun putar arah semauku, saat ini aku merasa jalan ini milik kakek moyangku. Tapi, aku melihat sosok seorang anak kecil sedang berdiri di pinggir jalan, dan dia masih membelakangiku.
  
Aku yakin dia anak yang tadi, dia tidak bergerak, hanya berdiri membeku. Yang menjadi masalah bukan saja tingkahnya, tapi mengapa dia ada di sini?, aku sudah cukup jauh dari kedai tadi, kira-kira 6 km. dan bagaimana caranya dia bisa sampai duluan.

 Aku menggunakan motor, dia jalan kaki??. Aku mulai merasa aneh.

“apa yang dia lakukan di hari yang sudah sore ini?, sendirian pula??” Aku mulai 

berpikiran buruk sambil menghentikan motorku.
Setelah berguman sendiri, lalu berbalik melihat ke arah anak kecil tadi.

“dia menghilang!” teriakku dalam hati.

Ada rasa takut yang menyelimuti diriku. Tapi aku berusaha tenang, dan berpikir hal yang di sebut hantu itu tidak ada.

“ya, benar, tidak ada” aku mencoba menyakinkan diriku.

Cara itu berhasil saat aku melanjutkan untuk berjalan lagi, semuanya tampak kembali menyenangkan. Tak perlu lagi merasa takut. Karena hari sudah hampir larut malam aku ingin kembali ke rumah, saat melewati jalan yang tadi aku melihat ada sebuah halte yang bagus dan bersih, jarang sekali ada halte  bus sebagus ini di jakarta. aku pergi kesana duduk sebentar untuk beristirahat.

Kulihat jalan raya yang masih sepi, hanya terdengar suara angin yang menyapu jalanan di sekitar. handphone kukeluarkan dari jaketku, kuambil headset untuk mendengarkan musik favoritku yang berjudul payphone yang di nyanyikan oleh maroon 5. Saat asyik mendengarkan musik, mengikuti lirik dan kemudian tenggelam dalam suasana musik itu. Ini suasana yang bagus, sore hari menjelang malam, tak ada keramaian,tak ada gangguan pengamen, angin yang bertiup ke tubuh kian menambah nyaman suasana.

Tak sadar  terus mendengarkan musik, sambil bernyanyi riang, aku melihat ada seorang anak kecil yang duduk di sebelahku, awalnya dia diam saja. lama-kelamaan dia menghadapkan wajahnya sambil terseyum. Wajahnya pucat-pasi seperti vampir, seperti orang yang kekurangan darah.

Aku terus mendengarkan musikku, aku benar-benar menikmatinya alunan musiknya.

“astaga, mungkinkah dia anak kecil yang tadi?” aku terkejut, aku tersadar.
Kubuka headset  sebelah saja, lalu aku bertanya;

“hi, dik siapa namamu?”

kemudian halte bus tempat aku duduk bergetar perlahan dan semakin keras. Kubuka headset satunya lagi.

“buk..bukk..bukk..gubrakkk” terdengar bunyinya berasal dari atas atap halte ini!”
“Ada sesuatu yang besar jatuh, apakah itu batang pohon ?” aku merasa takut.

Kulihat  sekeliling halte tempat aku duduk, tadinya bersih nan rapi, sekarang menjadi halte jelek dan kotor, banyak coretan sana –sini,lalu kutolehkan mataku terhadap anak kecil tadi.

“namaku  Cindy” jawab anak kecil tersebut sambil terseyum.  Tiba-tiba terdapat darah yang menetes dari atas halte. 

Dan dari  atas sebelah kiri muncul sosok yang menakutkan, sepertinya dia ingin mencakarku dengan kukunya yang tajam.
Aku bergegas berdiri dan berjalan menjauh, kulihat di atap halte ini terdapat banyak sekali mayat manusia, darahnya berlumuran di mana-mana.

“aaarrrggghhh…!” aku berteriak kencang.

Hanphone beserta headsetku jatuh ke bawah. Aku tak bisa jalan, apalagi lari.  Anak kecil tersebut bangun perlahan dari tempat duduknya dia mengambil hanphone yang jatuh, lalu di berikannya padaku,yang di lanjutkan menyentuh tanganku. Saat itu aku merasa lemas dan akhirnya aku jatuh pingsan.

Pagi harinya aku terbangun, ibu sudah berada di sampingku.

“apa yang terjadi?, mengapa kamu tidur di halte tadi malam??”

“untunglah ada anak kecil yang bilangin ibu, kalau kamu tertidur di halte bus”.

“mana anak kecilnya?” tanyaku penasaran.

“sudah pergi, nih dia kembaliin handphonemu” jawab ibu.

Setelah itu, ibu pergi meninggalkanku di kamar untuk pergi memasak. Ibu juga melarangku untuk pergi sendiri selama bulan idul fitri ini, setelah kejadian ini. Apa yang barusan kualami sangat mengerikan, aku berjanji tak akan pergi sendirian selama masa ini, kecuali benar-benar terpaksa.

Kuambil Handphone beserta headsetnya, musiknya masih menyala, dan masih lagu payphone -marron 5. Aku mengambil headset yang kemudian kuletakkan di telinga untuk kudengarkan.
Ada yang aneh, benar ini sangat aneh. Suaranya..adalah suara anak kecil tersebut, aku yakin ini suaranya.

“mengapa suaranya bisa ada di handphone milikku?”

“tidakkkkk…!!!”

_THE END_

Rabu, 19 Maret 2014

Belajar bersama hantu part 3 (final)

setelah membaca part 1 dan part 2, saya langsung menuliskan cerita ini sampai part 3 yang menjadi cerita akhir dalam cerita ini. jadi langsung saja simak di bawah ini.


Belajar bersama hantu part 3 (final)

“Halo Chery!” sapa Andi pada seorang anak perempuan itu. “Tedy apa kamu sudah memberikan makan padanya? Tanya Andi. Tedy berjalan menghampiri adiknya (Chery), “sudah dong!, tadi barusan di kasih makan sama Ibuku, jawab Tedy”. Hampir setiap hari Andi pergi ke rumah Tedy hanya untuk bertemu dengan Chery (3tahun). Itu semua karena dia ingin selalu bertemu dengan Moriko. 

Andi sudah lulus kuliah sekarang dia juga sudah mendapatkan pekerjaan tetap. Itu semua bisa membuat sang ibu bangga pada anaknya, Andi memiliki rumah, walaupun itu masih belum lunas (KPR).
Ada teman wanita satu kantor Andi sering mengajak untuk makan bersama, tapi dia selalu saja menolaknya. Pada saat ketika pulang kerja Andi mampir ke SMA dulu, dia ingin menikmati kenangan bersama Moriko. walau dia tahu Moriko sudah taka da di sana lagi.

Saat sampai di rumah pengurus sekolah, Andi memberikan beberapa makanan padanya, sambil berbincang sebentar. “Terima kasih untuk makanannya, kamu seharus tidak perlu repot untuk membawakan ini” kata Pak pengurus sekolah dengan bahagia. Sepertinya dia suka dengan makanan pemberian Andi.

“Aku pikir kamu harus sedikit berhati-hati saat kamu masuk nanti ya, saya pernah pulang malam saat menutup pintu sekolah. semuanya telah berubah semenjak kamu jarang ke sini lagi, meski aku tidak tahu persisnya, aku yakin dia bukanlah orang yang sering kamu jumpai, yang kamu sering di temui setiap malam” kata Pak pengurus sambil makan makanan pemberian Andi.

Merasa penasaran dengan apa yang di katakan Pak pegurus, Andi bergegas pergi ke sekolah untuk memeriksanya. Memang benar saat dia masuk, ada perasaan tidak nyaman yang membuatnya takut, ini tidak wajar, padahal dia sudah terbiasa ke sini. saat berada di kelas tempat dia bertemu dengan Moriko dulu, dia melihat sekelebat rambut yang terurai di seluruh kelas, lalu dari langit-langit tampak wajah yang amat menyeramkan, dia menatap Andi dengan tatapan yang tidak bersahabat.

Andi yang merasa takut pun memutuskan untuk lari menyelamatkan diri, tapi hantu tersebut tidak membiarkannya begitu saja, dia mengejar Andi dan saat rambutnya yang panjang untuk menyentuh badan Andi. Tiba-tiba saja datang seseorang, dia melindungi Andi dari serangannya.
Entah bagaimana caranya, setelah hantu yang berambut panjang itu merasa di halangi, dia lalu pergi begitu saja. “Lama tak bertemu Andi, aku adalah Rendy. Hantu yang waktu dulu,yang ingin menyerangmu waktu itu”, kata Rendy si hantu yang ru saja menyelamatkannya .

“Aku ingat, tapi apa kamu akan meyerangku sekarang” kata Andi. Dia melihat ke arah Andi, memberi tanda pada Andi, Supaya mengikutinya. “Maafkan jika dulu aku ingin meyerangmu, tapi sekarang aku tak akan melakukan itu” kata Rendy.
“Jadi apa yang kamu lakukan di sini?” Tanya Andi. “Aku tak bisa berbicara banyak padamu sekarang, tapi kamu bisa menemuiku di tempat kamu tinggal dulu, di rumah yang terdapat lintasan kereta api”. Jawab Rendy sambil berjalan mendahului Andi.

Andi teringat apa yang pernah di katakan oleh Pak guru, lalu berteriak “Kata Pak guru, hantu tidak boleh meyebutkan keberadaannya bukan?” Rendy yang jaraknya cukup jauh pun berkata dengan kencang  “benar, kita bisa membahas soal hal itu juga, sekarang pulanglah. Ingat jangan kembali masuk dalam situ lagi, okey?”. Dan Rendy pun menghilang.

Andi memutuskan untuk pulang ke rumah,sepanjang perjalanan dia berpikir untuk apa, Rendy hantu yang dulu membencinya bisa datang menemuinya. Dan sekarang mengundangnya datang untuk bertemu lagi.Besoknya setelah pulang kerja Andi berkunjung ke rumah Tedy untuk menemui Chery sebentar, setelah  itu dia langsung menuju ke tempat tinggal kontrakannya dulu, untuk bertemu dengan Rendy.

Sesampainya di tempat, Andi melihat lingkungan rumahnya dulu tidak sama lagi. Dan terdengar suara “ tempat ini sudah banyak berubah bukan?, sejak kamu pindah. Tempat ini sudah menjadi sepi dan rumah itu ( sambil menunjuk ke arah rumah kontrakan Andi yang dulu) tidak ada yang tinggal lagi”. Kata Rendy yang tiba-tiba muncul di hadapan Andi.

“Duduklah si sini dan sesuai dengan perkataan, aku akan menjelaskan semua padamu”. Kata Rendy. Dia bercerita kalau dia ingin bertemu dengan Andi untuk minta maaf dan ingin berteman dengannya. Lalu juga menjelaskan kalau Pak guru dan teman-teman yang lain sudah kembali hidup sama seperti Moriko. “Oleh karena itu kamu jangan menemui Pak guru lagi, atau kamu akan bertemu dengan hantu yang seperti di sekolah kemarin”.

Andi melihat bahwa Rendy benar sudah berubah, dia menjadi baik sekarang. “Lalu kenapa kamu belum terlahir kembali?” Tanya Andi penasaran. Rendy berdiri sambil berkata “ pertama karena aku melanggar aturan, jadi waktuku di tunda untuk kehidupan yang baru. Dan kedua Aku tak bisa memberitahumu apa saja aturan itu. Dan  soal apa yang di katakan pak guru tentang pemberitahuan tempat adalah peraturan, dan aku melanggarnya, kalau tidak kamu tak akan tahu bagaimana cara menemuiku, bukan?Andy yang ikut berdiri berkata “ tak apa Rendy, terima kasih sudah menyelamatkanku kemarin, kalau tak ada kamu, aku tak tahu apa yang akan terjadi padaku”. 

Setelah itu Andi memutuskan untuk pulang, dia senang sekaligus tidak bisa di percaya, bahwa Rendy yang dulu membencinya malah mencarinya dan meminta pertemanan.
Dia ingat apa yang di katakan Rendy, “kapanpun kamu ada waktu datanglah, kita bisa berbincang-bincang”.Sekarang keadaan menjadi lebih baik, Andi merasa dia perlu bercerita pada Rendy tentang Chery, dan dia punya teman yang akan percaya pada kisahnya ini.

Andi pun pergi menemui Rendy, saat sampai Rendy sudah menyambutnya dengan berkata “ baru pulang kerja?, senang ada yang datang menemuiku”. Mereka pun mencari tempat yang nyaman untuk berbincang.
“Apa kamu suka pada Moriko?” Tanya Andi.
“Sebenarnya tidak terlalu, aku hanya kagum terhadapnya, dia memiliki reputasi yang paling baik di antara semua hantu, aku hanya iri saja, dia bisa menyukai manusia seperti kamu”, balas Rendy.

Lalu Andi menceritakan bahwa dia akan menunggu Chery (Moriko) sampai dewasa, dia mengatakannya dengan sungguh-sungguh. “Aku rasa kamu terlalu berlebihan Andi, dia akan hidup dengan pemuda yang lain, bukan hidup dengan bapak-bapak seperti kamu saat dia dewasa nanti, lagipula dia belum tentu akan menyukaimu”, kata Rendy. Saat mendengarkan hal itu, Andy tak menghiraukannya.


Andi pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Di dalam kamarnya dia memikirkan kembali apa yang barusan di katakan oleh Rendy. Dalam hal sisi yang lain dia merasa bersalah, karena terlalu memaksa, dan dalam hal perasaan dia tak bisa menahannya.
Seperti biasa dia pun pergi ke rumah Tedy. “Halo Andi kamu pagi sekali ke sini, si Tedy belum pulang kerja” kata  ibunya Tedy. Tak apa Tante, sambil menunggu, bolehkah saya bertemu dengan Chery?” jawab Andy.

Setelah di izinkan Andy pun menemui Chery, dia memberikan hadiah padanya, sebenarnya dia sudah memberikan banyak mainan untuknya. Dia melihat anak kecil itu, dia merasa bahagia. Tapi dia juga sadar akan satu hal. Tiba-tiba… “hey! Lihat siapa yang datang, paman Andy ini memang suka datang memnemuimu, aku rasa dia suka padamu (bergurau) kata Tedy yang datang dari kejauhan.

Chery tersenyum lalu berlari menghampiri kakaknya itu. lalu dari jauh Tedy bertanya “Bagimana pekerjaanmu Andi?”. “Baik, seperti biasanya” jawab Andi sambil menuju ke kursi untuk duduk bersama Tedy. “O..iya aku dengar si Caroline suka padamu, teman kantormu itu lho, beruntung banget kamu, bisa-bisanya wanita secantik itu suka sama orang kayak kamu (tertawa)”. “Biasa aja kok” jawab Andi dengan santai.

Tedy yang mendengar kata sahabatnya itu sebenarnya tahu dia akan menjawab seperti itu. jadi dia memutuskan langsung bertanya saja “apa kamu suka pada Caroline?”.
Sambil berjalan keluar hendak pergi Andy berkata “baiklah aku ingin pulang saja, terima kasih ya”.  “Terima kasih apanya?, kamu belum jawab pertanyaanku yang penting itu!”, kata Tedy.

Andy pun berkata “tidak, aku tidak suka”. Lalu dia pergi dengan motornya. Tedy mengerti Andy masih memikirkan masa lalunya dengan hantu wanitanya.Dalam perjalanan Andy berpikir hal ini membuatnya sulit untuk membuat pilihan, jika meneruskannya kemungkinan persahabatan mereka bisa hancur seketika.

Dia menghentikan motornya di pinggir jalan, dan teringat pak guru pernah bilang “Moriko tahu kamu akan kesulitan mencarinya. Maka dia mencari yang terdekat dari semua temanmu”. Dia lalu berguman sendiri “Ini berarti aku hanya bisa melihatnya, apa Moriko tidak suka padaku, mengapa?”
Dia pun pergi menemui Rendy, dia ingin bertanya semua tentang Moriko. Rendy yang mengetahui Andi datang langsung menghampirinya lalu bilang “sebaiknya kita mencari tempat lain untuk bicara, di sini memang berisik”. 

Lalu mereka pergi ke pantai, dan menemukan tempat untuk berbicara. “Baiklah di sini kelihatannya bagus” kata Rendy. Andi pun duduk bersamanya, dia menanyakan banyak hal pada Rendy tentang Moriko.
“Hmm..begitukah cara kamu mencintai seseorang Andi?,  Tanya Rendy. Andi hanya terdiam.

“Kamu harus menghentikan ini semua, dan biarkan Moriko menjalani kehidupan barunya” Rendy melanjutkan.
Andi yang merasa tidak terima bilang “kamu sudah mati, jadi mudah bagimu untuk berkata seperti itu!”.


“Benar aku sudah mati, tapi kamu lebih menyedihkan. Kamu tahu kenapa?, Aku yang sudah mati melakukan kesalahan, itu membuatku tak bisa memperbaiki keadaan, jika di bandingkan dengan kamu yang hidup. Kamu bisa memperbaikinya, tapi ternyata kamu tidak bisa melakukannya. Jadi apa bedanya antara aku dan kamu?” tanya Rendy sambil menegaskan ucapannya.

Suasana menjadi hening, tak ada pembicaraan saat itu. Andi memutuskan pulang dan mulai melangkah menjauhi Rendy. Perdebatan itu rasanya sebuah hal yang sangat membuat Andy marah.
“Aku bukanlah Pak guru yang bisa menasehatimu dengan baik, seperti apa yang dia lakukan” sela Rendy yang sudah merasa lelah untuk menyadarkan temannya itu.

Andi menghentikan langkahnya, matanya terlihat mengeluarkan air yang tak bisa di tahannya lagi. “kamu benar tentang apa yang kamu katakan barusan, aku rasa akan memperbaikinya. O..iya kamu juga seperti Pak guru yang sedang menasehati saya” kata Andi sembari menghapus air matanya.
Suatu hari Andi bekerja lembur di kantornya, Caroline yang melihatnya mendekati untuk mengajaknya untuk makan malam, “di sini ada Cafe baru lho, kita makan di sana yuk” sambil tersenyum.

Tapi Andi menolaknya, mungkin karena masih belum bisa melepaskan masa lalunya.
Akhirnya Caroline memutuskan untuk makan sendiri, dan tiba-tiba Andi datang di hadapannya. “Inikah CafĂ© barunya?...Baiklah, hari ini aku yang teraktir!” Kata Andi dengan penuh semangat. Caroline yang terkejut akhirnya menerima tawaran Andi. Ini mungkin di karenakan  sang wanita menyukainya. Jadi mereka pun makan bersama. Dan Andi sudah memutuskan untuk menjalani hidup yang baru.


Bonus Event 1
Saat Andy datang ke rumah Tedy bersama Caroline, Tedy yang melihat dari jauh pun terkejut, dia melihatnya dengan mata yang berkaca-kaca, lalu berlari menghampiri Andi. Dia memeluknya sambil berkata “Entah apa yang membuatmu sadar, tapi kamu adalah sahabat baruku, sekarang!”. “Tidakah kamu terlalu berlebihan mengatakan itu padaku, di depan Caroline?” Tanya Andi sambil melepaskan pelukannya dari Tedy. Di sini Andi masih membawakan hadiah untuk Chery, hadiah itu di belinya bersama Caroline.

Bonus event 2
Akhirnya Andi menikah dengan Caroline, dan Sang ibu senang memiliki menantu yang memang dari dulu suka mampir ke rumah untuk berbincang dengannya di tambah dia juga memiliki cucu sekarang.

Bonus Event 3
Pada waktu pernikahan Moriko alias Chery , Andi dan Tedy adalah tamu kehormatannya. Andi memberikan kalung yang pernah di terima dari Moriko, sekarang di kembalikan pada Chery. Dan Chery sangat senang menerimanya.
 “ ini adalah kakak yang paling sayang padaku sampai saat ini” seru Chery. Tedy yang mendengar itu pun merasa tak nyaman mendengar itu, padahalkan dia adalah kakak yang sebenarnya. Lalu “o..iya aku juga punya satu kakak lagi, dia adalah Tedy. (semua tamu tertawa) Tedy tak pernah tersinngung soal itu, dia hanya tersenyum saja. Dan Andi merasa bahagia bisa melihat Chery menikah dengan pria yang dia sukai.

Bonus Event 4
Andi pernah pergi menemui Rendy, tapi ternyata dia tak menemui apapun. Dan suatu ketika Andi mendapatkan surat yang tak ada nama pengirimnya. Dia lalu membukanya. Di dalamnya tertulis:
Halo kawan,  senang melihatmu berbahagia , dan kamu tampak tua sekarang. Aku sudah terlahir kembali, katanya sih aku telah melakukan kebaikan. Jangan menemui aku lagi. Tidak ada hantu yang mau berbicara padamu sekarang…itu karena kamu sudah punya kehidupan yang luar biasa yang membuat orang iri padamu. Salam dari sahabat hantumu Rendy!.
Setelah itu, tuisan dalam teks suratnya menghilang dengan sendirinya. Hanya terdapat sebuah kosong, tetapi Andi yang sudah membacanya senang sampai mengeluarkan Air mata. Dia tak menyangka hidupnya akan berakhir seperti sekarang ini.

Event 5
Bagaimana dengan Tedy?. Dia akhirnya menemukan seorang pasangan hidupnya, meski belum menikah. Dia bilang “Andi ini adalah wanita impianku, dan suatu saat nanti aku hidup bersama dengannya”. Lalu kedua pasangan tersebut sering membuat acara berkumpul bersama. Sesekali Tedy mengundang adiknya chery untuk ikut dalam acara itu.

Event 6
Pernah suatu hariTedy bertanya pada Andy “apakah  kamu masih mengingat wanita hantumu?”. Andy membalas “sebenarnya dia sudah menjadi kenangan yang tidak nyata, yang tak terlupakan”.

_THE END_


Selasa, 18 Maret 2014

Dasar Itu Tak Sedalam yang Kamu Kira

 Berapa banyak dari kita yang masih takut untuk melepasakan sesuatu yang kita kejar selama ini, menjadi tertekan,frustasi dan akhirnya menjadi pesimistis.
dan inilah yang saya suka bagaimana seorang Rando Kim yang akan menjelaskan hal ini, dan mengajarkan pada kita bagaimana melepaskan hal yang membebani hidup kita selama ini serta menuju pada kehidupan yang baru yang pernah kita impikan.




Dasar Itu Tak Sedalam yang Kamu Kira


Di dalam sebuah sumur yang dalam dan kering, kamu bergantung ketakutan pada seutas tali. Kamu harus memanjat pada seutas tali tersebut untuk dapat keluar dari sumur, tetapi semua energi yang kamu miliki sudah terkuras habis. Kamu sebenarnya sudah kehilangan seluruh energimu; kamu tahu bahwa kamu sudah tidak mampu lagi bergantung pada seutas tali itu, dan tentunya kamu tidak bisa lagi memanjat keluar dari sumur yang memerangkapmu. Di bawah kakimu tampak gelap hingga kamu tidak dapat melihat dasar sumur itu. kamu takut melepaskan genggamanmu, kamu akan jatuh ke dasar sumur dan tubuhmu akan hancur berkeping-keping. Kamu sangat ketakutan. Kamu sadar bahwa kedua lenganmu berangsur-angsur melemah, tetapi tetap saja kamu tidak mampu menemukan cara untuk keluar dari sana.
  
 Sekarang, apa yang akan kamu lakukan dalam situasi seperti ini? Dalam kehidupan nyata, kamu mungkin tidak pernah terperangkap dalam sumur. Namun kadang dalam hidup, kita semua pernah dalam situasi ketika kita merasa seperti terperangkap dalam sumur yang dalam-saat yang mengerikan ketika terperangkap di antara setan dan lautan biru yang dalam, di mana tidak ada jalan keluar maupun jalan masuk untukmu, atau saat rasa takutmu mulai menghantuimu karena kamu sadar bahwa tujuanmu terlalu jauh untuk di raih sementara kamu tidak bisa melepaskannya.
             
              Apa yang kamu lakukan?
                
Inilah yang kulakukan.
Aku melepaskan tali itu dari genggamanku. Ya, benar sekali.
Aku akan menyerah dan melepaskan tali itu.
Kemudian, aku yakin akan jatuh ke dasar. Akankah aku jatuh dan mati, 
atau setidaknya aku akan terluka parah?

Tidak, semua itu tak akan terjadi padamu. Kamu pasti berpikir bahwa dasar sumur itu berasa jauh di bawah karena kamu tidak bisa melihatnya dengan matamu. Namun sebenarnya dasar sumur itu tidak sejauh yang kamu kira. Mungkin dasar sumur itu memang sejauh yang kamu perkirakan, tetapi dalam hidup, titik paling rendah dalam kehidupan tidak pernah sekeras dan sejauh yang kamu pikirkan. Kita berusaha keras untuk bergantung pada seutas tali demi hidup kita ketika pada kenyataannya kita hanya berada 30 cm di atas dasar. Ini benar.
Masalahnya adalah kamu tidak dapat melihat dasar yang selalu orang lain peringatkan. Kamu tidak takut terhadap jarak dasar itu darimu; yang kamu takutkan adalah dasar yang tidak terlihat.
Kali ini percayalah padaku dan lepaskan tali itu dari genggamanmu. Kamu tidak akan terluka separah yang kamu kira. Dalam hidup kita titik terendah yang cukup keras dan  membuat hidup kita hancur berkeping-keping tidak banyak. Jika kamu menguatkan dirimu, kamu akan mendarat dengan aman.
        
          Sekali saja kamu melepaskan genggamanmu dari tali itu, dan menginjakkan kakimu pada tanah yang di bawahmu, kamu akan berteriak, “oh, ternyata tidak sejauh yang kupikirkan!” kemudian, kamu dapat beristirahat, setidaknya hingga kamu merasa cukup kuat untuk bergantung lagi pada tali itu, dan memanjat keluar dari sumur. Jika mungkin berlatihlah ketika kamu dalam kegelapan sehingga kamu dapat memanjat dengan lebih cepat sementara kamu mengumpulkan energi. Ketika kamu merasa energimu telah cukup terkumpul, raihlah kembali tali itu, dan mulailah memanjat keluar. Mungkin kali ini, kamu dapat memanjat keluar dari sumur itu tanpa harus kembali merasa ketika menggantungkan dirimu pada tali itu.

          Inilah sebuah cerita untukmu. Cerita ini terjadi saat aku belajar untuk penerimaan pegawai negeri. Setelah gagal dalam ujian pertamaku, yang memang telah kuperediksi karena aku mengikuti hanya untuk melihat sesulit apa soal yang di berikan, aku memutuskan untuk belajar lebih rajin agar dapat lulus ujian itu selanjutnya.

 Aku pun pergi ke sebuah pusat belajar terdekat bersama beberapa teman yang memiliki tujuan sama denganku. Ketika aku memasuki sebuah ruangan, aku terkejut. Yang kulihat dalam pusat belajar adalah orang-orang yang lebih tua dariku, dan sebagian dari mereka belajar untuk ujian administrative nasional yang lebih kompetitif, ujian untuk para pejabat kehakiman atau kedinasan luar negeri selama lebih dari sepuluh tahun. Namun mereka, tanpa maksud apapun, adalah sekumpulan gelandangan yang menganggap belajar adalah pekerjaan mereka. sebagian dari dari mereka lulusan sekolah terkenal, dan mereka telah lulus dari bagian pertama pertama ujian berkali-kali. Namun, segala sesuatu tidak berjalan sesuai dengan rencana mereka. 
 sebelum mereka sadari, mereka telah terperangkap dalam rumah singggah itu selama lebih dari 10 tahun.

Masalah yang di hadapi oleh teman-teman senior tersebut adalah dilemma yang sama dengan pengalaman yang kamu lalui di dalam sumur. Mereka  telah kehilangan rasa percayaa diri mereka sebagai akibat dari kegagalan yang berulang dan cara belajar yang tidak efektif. Namun, mereka tidak mau merelakannya, sebagian karena mereka takut dan sebagian lagi karena mereka ragu. Yang membuat mereka tampak lebih kasihan lagi adalah kenyataan mereka bahwa mereka tidak memiliki kesempatan yang nyata untuk lulus ujian itu dalam waktu dekat, kecuali sesuatu yang luar biasa terjadi dalam hidup mereka.

Untungnya mereka menyadari sesuatu tentang diri mereka sendiri ketika belajar bersama kami, lulusan baru perguruan tinggi yang masih begitu muda. Beberapa dari mereka memutuskan untuk mengakhiri kegiatan belajar mereka, setelah tercengang dengan kenyataan bahwa mereka bersama kami setidaknya sepuluh tahun lebih muda dari mereka. salah satu dari mereka memberitahu bahwa akhirnya ia sadar ia telah banyak membuang waktu di tempat itu. setelah keluar ia kesulitan mencari pekerjaan untuk orang seusianya. Jadi, ia membuka usaha baru dan aku dengar ia sangat sukses sekarang.  seorang senior yang lain merasa terganggu  oleh materi dan metode pembelajaran baru yang kami gunakan sehingga ia membuang semua buku catatan yang pelajarinya selama 15 tahun. Ia kembali membulatkan tekadnya dan memulai semuanya dari awal. Hanya saja, saat ini ia menggunankan materi dan metode yang baru hingga akhirnya ia lulus dalam ujian hukum nasional. Sekarang, ia telah menjadi seorang pengacara yang sukses.

Semua orang itu memiliki satu kesamaan: Mereka menemukan jawaban, apa pun itu, setelah melepaskan tali dalam genggaman mereka selama hidup mereka. aku juga memiliki pengalaman yang sama. Setelah gagal dalam ujian penerimaan pegawai negeri yang pertama, aku ulai belajar keras dan bertekad mengikuti ujian yang kedua kalinya. Tahun berikutnya, aku memiliki kepercayaan diri bahwa aku akan lulus ujian, setidaknya untuk bagian pertama dari ujian tersebut, tetapi sekali lagi aku gagal, dengan begitu spektakuler. Aku tidak hanya gagal, aku gagal dengan nilai ujian jauh lebih rendah dari nilai terendah yang telah di tentukan.  Sekarang, aku bisa menceritakan semua ini dengan seakan- akan  kegagalan itu bukan masalah. Namun, kenyataannya, aku merasa hancur pada saat itu. setelah kegagalan yang kedua, aku putus dengan orang yang sekian lama menjadi kekasihku, dan aku mendapat panggilan untuk mengikuti wajib militer. Tahun 1986  benar-benar menjadi tahun ketidakberuntungan dan terasa sangat panjang bagiku. Aku menjalani hari-hariku dengan pesimistis. Aku tidak memiliki kepercayaan diri untuk dapat lulus dalam ujian di tahun berikutnya atupun keberanian untuk berhenti dari ujian itu.
 Karena aku masih tidak merelakannya, aku mendaftar di program pascasarjana dan meminta penangguhan untuk menunda untuk ikut keikutsertaanku dalam wajib militer hingga aku menyelesaikan pendidikanku, dan sekali lagi mulai belajar demi ujian dengan sepenuh hati. Aku mengikuti ujian di tahun berikutnya, dan sekali lagi, aku kembali gagal. Akhirnya aku memutuskan untuk melepaskan tali itu.

Beberapa orang mungkin akan mengkritikku karena mudah menyerah setelah gagal lulus ujian tiga kali. Aku tahu itu. aku pun mengkritik diriku sendiri karena telah menjadi orang yang begitu lemah, yang dengan mudah menyerah setelah beberapa kali mencoba. Hal ini begitu menyiksaku. Saat itulah aku menyadari betapa menyerah jauh lebih sulit daripada bertahan. Mungkin aku memerlukan lebih banyak keberanian di bandingkan  perasaan tertantang  ketika  aku membuat keputusan tersebut.
Ketika bertemu dengan teman-teman belajarku dulu di acara alumni, dengan bercanda aku mengatakan pada mereka mungkin aku masih belajar untuk mengikuti ujian jika aku tidak menyerah pada saat itu. Benar. Aku adalah tipe orang yang sering menggunakan otak kanan. Aku bukan orang yang cocok dengan dengan jenis ujian seperti ujian penerimaan pegawai negeri yang membutuhkan ingatan yang kuat. Yang patut di permasalakan bukanlah usahaku yang kurang, melainkan karena waktu itu aku belum menyadarinya. Setelah menjadi professor dan mulai bekerja di area yang lain, aku baru tahu aku bukan tipe orang yang suka belajar, bisa lulus ujian penerimaan pegawai negeri, dan menjadi pegawai negeri. Hingga kini, aku percaya bahwa keputusanku untuk tidak lagi mengikuti ujian penerimaan pegawai negeri adalah keputusan yang terbaik yang pernah kubuat.
Setelah memutuskan untuk tidak lagi mengikuti ujian, aku jadi tahu bahwa dasar yang selama ini kutakutkan tidak sejauh yang kuperkirakan.

 Aku mengira bahwa aku akan jatuh dan hancur berkeping-keping, tetapi bahkan keseleo pun tidak . aku berlibur selama beberapa bulan, memproleh energi baru, dan kemudian menyelesaikan pendidikan ROTC master office yang kuambil, di terima di program doctoral di universitas luar negeri, dan meninggalkan negaraku untuk belajar di sana.

“menyerah tidak selalu menjadi tindakan pengecut. Ketika beban yang kau tanggung terlalu berat, lepaskan tali itu. biarlah sayap-sayap kepercayaan dirimu mengembang.”

Sumber :

Judul ; Time of your life (bagimu, masa muda hanya sekali)
Halaman; Hal,104-111
Pengarang : RANDO KIM