Senin, 15 September 2014

MEMBERI TAK MENJADIKANMU KEKURANGAN

Percaya kepadaNya dalam hal memberi

Sudah terlalu sedikit manusia yang percaya sepenuhnya kepadaNya. Tapi manusia yang percaya setengah hati banyak dan manusia yang tidak percaya terus bertambah. Sebab orang yang sedikit itu masih berharap kepadaNya.

Pagi itu di gereja terdapat seorang Tody yang baru saja belajar firman Tuhan secara penuh. Selama ini dia pergi ke gereja hanya sekedar menjalankan rutinitasanya, dia hanya jemaat biasa yang cukup kaya secara materi. Tetapi kali ini dia pergi ke gereja dengan hati yang mantap. Maksudnya dia sungguh ingin mencari Kristus, dia sungguh-sungguh rindu.
Di dalam pendeta berkotbah  mengenai perihal memberi ( Baca: 2 korintus 9:6). Semua jemaat tahu soal ini, kotbah tentang hal memberi sungguh menarik. Tapi hanya sebatas di dengar saja. lalu pendeta menantang jemaat yang cukup berani untuk melakukan hal ini. “Saya persilakan siapa saja yang berani datang ke depan untuk mengambil bagian ini, bagian dari perpanjangan tangan Tuhan!” seru pendeta.
Semuanya diam, hanya menatap satu sama lain. banyak sekali perasaan ragu, takut dan malu. Seluruh ruangan gereja menjadi hening. Tody yang datang dengan hati yang mantap itu merasa hatinya tergerak, sayangnya dia masih ragu. “Tidak adakah di sini yang mau mengambil langkah ini?” tanya pendeta sekali lagi.
Dalam suasana hening di dalam gereja terdengar langkah kaki dari sebelah pinggir paling kanan, dia melangkah walaupun masih terlihat ragu dan malu. Dia tetap maju. Semua orang melihatnya dengan heran, soalnya hanya dia seorang diri yang maju ke mimbar untuk mengambil tantangan. “ada lagi?” tanya pendeta.
Tidak ada lagi orang lain, hanya Tody ini yang berani. Sungguh pemandangan di dalam gereja yang menakjubkan. di antara ratusan jemaat, hanya satu yang mau maju. Terlihat pendeta itu mulai mendoakan Tody, hatinya pun semakin mantap.
Hidup baru Tody sudah di mulai saat itu, dia mulai hidup secara jujur baik secara keuangan ataupun kepada dirinya sendiri dan terutama di hadapan Allah. Usahanya mulai merosot, karena dia membayar pajak secara jujur, setiap anak jalanan dia merasa tergerak hatinya, untuk memberi. Istirnya bilang padanya, “jangan terlalu memaksakan diri”, dia tetap memberi. Anaknya bilang “ayah, kasihnya jangan terlalu banyak.” tapi Tody ini tetap memberi secara utuh. Orang-orang di sekitarnya bilang dia orang bodoh yang suka memberi, tapi dia masih tak tergoyahkan.
Malam itu, di kamarnya Tody ini berdoa seorang diri kepada Tuhan. Dia tak meminta berkat, dia hanya meminta kekuatan. Dia ingat komintmennya di atas mimbar saat di doakan oleh pendeta. Dia menangis seorang diri. anak dan istrinya sudah meninggalkannya. jangan tanya bagaimana orang-orang di sekitarnya. Mereka tidak akan peduli terhadap keadaan Tody. Jadi hanya tinggal sedikit uang setelah ia mengalami kebangkrutan usahanya. Tapi uang itu jumlahnya cukup untuk memberi, memberi untuk yang terakhir kalinya.
Tody itu menerima telepon dari mertuanya dan bilang padanya kalau dirinya kurang waras, lalu terdengar di suara lain di telepon “mengapa suamimu bodoh sekali, dia pasti akan habis kali ini!” suara mertua yang sedang berbicara dengan istri dari Tody ini. Tody ini hanya terdiam setelah menutup telepon. Rasanya menderita sekali, sepertinya tak ada yang tersisa lagi. orang yang di paling di sayangi saja pergi meninggalkannya. tetapi pada saat bersamaan ada perasaan sukacita memenuhi hatinya. Dia bangkit lagi, pergi untuk memberikan sisa uangnya yang terakhir .
Saat di tengah jalan, “ Pak” terdengar suara yang memanggilnya. Dia menoleh ke belakang dia melihat seorang anak muda yang berpakaian rapi. Tody  melihatnya agak keheranan, ada perasaan bangga, sukacita telah memenuhi dirinya, Tody ini tak bisa menahan air mata. Dia menyimpan uangnya kembali, dia merasa anak muda yang satu ini telah sukses dan tak lagi membutuhkan uangnya.
Pemuda itu berkata lagi “Pak, sekarang mari kita yang akan melakukannya bersama” kata pemuda itu. dia itu adalah salah satu yang menerima pemberian dari Tody ini, dari sekian banyak anak jalanan yang di beri hanya satu yang berhasil. Setelah kejadian itu pemuda dan Tody ini terus memberi, dari pemberian itu banyak orang yang berterima kasih, mereka jadi ikut ambil bagian.
Hidup Tody ini tak pernah sama lagi, dia jauh lebih bahagia sekarang, dia jauh lebih sukses juga dari yang sebelumnya. Istri dan anak-anaknya kembali padanya, dan orang-orang yang bilang dia bodoh awalnya, malah mengikuti jejaknya untuk hidup memberi. Sungguh cerita ini begitu sederhana, hanya cukup memberi apa yang kita punya. Sebuah perintah firman Tuhan yang mengajarkan kita untuk belajar memberi tanpa pernah kekurangan.
 Tapi masih banyak orang yang belum mau ambil bagian. Tapi, saya pun menambahkan suara saya untuk ambil bagian untuk memberi.
Dengan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah.

Filipi 1:28

0 komentar:

Posting Komentar